Mathematics may not teach us how to add love or minus hate, but it gives us every reason to hope that every problem has a solution...

Rabu, 15 Oktober 2014

Perjalanan Filsafat yang Tetap dan Berubah


Terinspirasi dari perkuliahan filsafat ilmu oleh Prof. Dr. Marsigit, MA pada:
Hari, tanggal : Kamis, 9 Oktober 2014
Pukul             : 07.30 – 09.10

Objek filsafat dapat dibagi menjadi dua yaitu yang bersifat tetap dan bersifat berubah. Tokoh filsafat yang mengatakan bahwa sesuatu itu bersifat tetap adalah Phermenides. Yang menonjol dari sifat tetap adalah yang ada di dalam pikiran. Sedangkan tokoh filsafat yang mengatakan bahwa sesuatu itu bersifat berubah adalah Heraclitos. Yang menonjol dari sifat berubah adalah yang ada di luar pikiran. Kedua tokoh tersebut berbicara tentang hakekat, epistemologi, dan aksiologi.
 Pada aliran filsafat pasca Phermenides, munculah seorang filsuf bernama Plato dengan filsafatnya yang bercirikan idealis dan berdasarkan logika. Setelah Plato, muncul tokoh bernama Reene Descartes dengan pemikiran rasionalisme. Adapun sifat dari pemikiran Reene Descartes antara lain analitik. Hukum yang dikenal dalam analitik adalah identitas dan karena bersifat analitik maka memiliki sifat apriori. Setelah kemunculan Reene Descartes, muncul seorang tokoh lagi bernama Hilbert yang memilki pemikiran matematika formal, aksiomatik, dan pure mathematics.
Pada aliran filsafat pasca Heraclitos, muncullah seorang filsuf bernama Aristoteles dengan filsafatnya yang bercirikan realistik dan pengalaman. Setelah Aristoteles, muncullah David Hume dengan pemikiran empirisme. Adapun sifat dari pemikiran David Hume yang berada pada aliran filsafat berubah ini antara lain sintetik. Hukum yang dikenal dalam sintetik adalah kontradiksi dan karena bersifat sintetik maka memiliki sifat apostiori.
Dari kedua aliran tersebut munculah suatu konflik besar tentang masing-masing pemahaman aliran. Kemudian munculah Immanuel Kant. Menurut Imanuel Kant, relasi antara rasio dan pengalaman dapat dibedakan menjadi beebrapa macam, seperti analitik apriori yang berarti ada di dalam pikiran kita tetapi tidak ada dalam pengalaman; analitik aposteriori yang berarti tidak jalan karena keduanya saling bertentangan; dan  sintetik apriori yang berarti bahwa ada penglaman dan ada logika. Dalam matematika merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat  sintetik apriori yaitu berarti bahwa matematika dibangun di atas pengalaman dan juga menggunakan logika. Karena pengalaman menghasilkan intuisi (intusionisme) dan penggunaan logika (logisisme) menghasilkan rasio. Intuisi juga menghasilkan kategori (kategorisisme) karena ada pikiran logis sehingga mampu memaknai pengalaman.
Di dunia timur termasuk Indonesia harapan yang dapat dicapai adalah dari dasar material, formal, normatif, dan puncaknya spiritual. Spiritual yang berada di puncak mengartikan bahwa spiritual merupakan sesuatu yang tinggi yang harus diraih bukan malah ditinggalkan. Akan tetapi yang terjadi saat ini adalah berkebalikan dengan pemahaman membangun dunia timur tersebut. Pemahaman Auguste Compte tentang membangun dunia berkembang pesat dan menjelma menjadi Sang Power yang berkembang di dunia barat yaitu: (dari bawah) Archaic, Tribal, Traditional, Feodal, Modern, Post Modern, dan Power Now. Archaic, Tribal, Traditional, dan Feodal dianggap sebagai segi spiritual. Orang-orang barat menggali spiritual dari suku Aborigin dan suku Tribal di Australia. Selanjutnya, Power Now pada posisi puncak menguasai dunia pada perkembangan saat ini. Adapun unsur dasar dari Power Now adalah: capitalism, utilitarian, pragmatism, dan hedonism.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar